oleh : Sodikin
Kehidupan yang manusia jalani – terbebas dari panjang pendeknya, susah senang, dan sebagainya – merupakan rangkaian hari-hari yang tidak lebih hanyalah untaian tiga hari saja. Di sana lah kita merangkai mimpi-mimpi, menjalani kehidupan yang kadang tidak pasti, antara harapan dan kenyataan yang saling berlawanan, antara cita-cita dan realita yang tidak sama. Ya.. itulah kehidupan kita
sebagai manusia - bisa dibilang – hanya hidup dalam waktu tiga hari saja, hari kemarin, hari ini, dan hari esok.Kehidupan yang manusia jalani – terbebas dari panjang pendeknya, susah senang, dan sebagainya – merupakan rangkaian hari-hari yang tidak lebih hanyalah untaian tiga hari saja. Di sana lah kita merangkai mimpi-mimpi, menjalani kehidupan yang kadang tidak pasti, antara harapan dan kenyataan yang saling berlawanan, antara cita-cita dan realita yang tidak sama. Ya.. itulah kehidupan kita
Hari kemarin sudah berlalu dengan lembaran-lembaran hidup yang beraneka warna dan dengan goresan-goresan sejarah yang beraneka rupa. Semuanya telah berlalu dengan segala penak pernik kehidupannya dan pahatan-pahatan garis ukir timbul tenggelam yangb telah memunculkan seulas gambar sejarah. Ya.. semuanya telah berlalu dan tidak akan pernah kembali, meski satu detik pun, yang tinggal hanyalah kebahagiaan setelah mampu memenejnya dengan uliran-iliran yang sesuai dengan cita dan cintanya, cita-cita yang selalu dicintainya dan segala cinta yang selalu dicita-citakannya yang telah terbingkai rapi dalam khazanah ke-Ilahiyah-an berupa keridhoan Allah, atau yang tersisa hanyalah pernyesalan atas ketidak mampuannya menghadirkan lukisan-lukisan yang diharapkan atau mampu menunjukkan gambaran-gambaran keinginan, namun tidak sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah.
Hari ini adalah anugerah Ilahi. Hari ini dipersembahkan buat kita untuk merajut benang-benang impian, menyusun langkah-langkah strategis, menumpuk batu bata bangunan cita. Hari ini juga merupakan hari kita memanen jerih payah kita pada hari kemarin, meraih kesuksesan demi kesuksesan dari kerja-kerja kita – kerja dakwah, kerja social, kerja profesi dan sebagainya – yang tetap terbungkus do’a. hari ini adalah saat kita memperbanyak amal bakti, hari menempa diri menjadi mu’min sejati, hari mempersiapkan diri menghadapi hari nanti nan kekal dan abadi. Hari ini bisa jadi hari terakhir, namun tidak tau kapan hari ini yang terakhir akan berakhir.
Sedangkan hari esok, adalah hari kita merealisasikan impian kita pada hari ini. Hari esok, ada saatnya tidak ada, ketika hari ini sang jiwa memisahkan diri dari jasad atas paksaan sang Izroil. Hari esok adalah hari yang penuh dengan misteri. Tak ada seorang pun yang dapat memastikan untuk bertemu dengan hari esok. Hari esok adalah rahasia Allah. Hari esok sangat gelap terbalut tirai gaib.
Ya.. itulah tiga hari usia kehidupan kita, tiga hari yang selalu terkait, tiga hari yang sebenarnya satu hari. Hari kemarin adalah hari ini, hari esok bisa jadi hari ini, da hari esok bisa jadi hari kemarin.
Hari kemarin tinggal histori, hari esok penuh misteri, dan hari ini merupakan anugerah Ilahi, jalani hari ini penuh dengan arti, perbanyak amal dan bakti, sebagai bekal hari nanti. (Sodikin)
from : sumber
from : sumber
0 Responses So Far: